SELAMAT DATANG DI BLOG SAKA BAKTI HUSADA TENGGARONG SEBERANG

Jumat, 24 Februari 2012

PERTOLONGAN PERTAMA pada GAWAT DARURAT ( P P G D )


I. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Pada kegiatan alam bebas yang sering dilakukan, misalnya mendaki gunung, panjat gunung, menjelajah hutan, arung jeram, jelajah goa dan lain-lain. Kemungkinan timbulnya kecelakaan besar misal, hilang di hutan, jatuh dari tebing, tengelam, dsb. Kemungkinan untuk sembuh atau selamat akan lebih besar jika korban ditangani secepat mungkin, disinilah pentingnya PPGD. Pertolongan pertama yang diberikan pada korban akan sangat membantu paramedis dalam penanganan selanjutnya.
Jadi dengan memakai dasar PPGD diharapkan dapat menanggulangi kecelakaan yang terjadi pada orang ataupun diri sendiri sehingga dapat menyelamatkan korban.
Pengertian : PPGD merupakan pemberian pertolongan dan perawatan yang pertama kali diberikan kepada penderita/korban dengan cepat dan tepat. Pertolongan ini adalah langkah awal sebelum diteruskan ke paramedis.
  1. Tujuan
Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan. Tujuan dari PPGD adalah :
1. Mencegah bahaya kematian atau mempertahankan hidup
2. Mencegah cacat
3. Mencegah penurunan kondisi fisik
4. Mencegah infeksi
5. Mengurangi rasa sakit
  1. Prinsip-Prinsip Dasar
Langkah-langkah dasar apabila timbul keadaan gawat darurat :
1. Jangan panik, kuasai keadaan, bertindak cekatan dan jangan lambat
2. Lindungi penderita dari keadaan yang membahayakan / memperberat luka
3. Memberikan pertolongan pertama sedini mungkin. Jika lokasi korban atau kecelakaan sangat berbahaya dan sulit untuk melakukan pertolongan, pindahkan korban dengan hati-hati, perhatikan pernafasan dengan denyut jantung
4. Tenangkan penderita. Dalam melakukan perawatan gunakan peralatan korban terlebih dahulu
5. Setelah keadaan darurat teratasi, periksa kemungkinan luka-luka lain/penderita
6. Setelah pertolongan pertama dilakukan dan korban telah tenang dan aman, seluruh luka diketahui, atau ditandu, jangan pindahkan korban secara buru-buru
7. Buat catatan lengkap mengenai penderita, lokasi kecelakaan dan pengobatan atau yang telah dilakukan
Beberapa pertimbangan yang lain bagi si penolong adalah :
1. Memperhatikan tempat dan keadaan disekitar kejadian
2. Memperhatikan keadaan korban
3. Merencanakan pertolongan yang tidak gegabah, cepat, tepat, dan aman.
4. Jika korban dalam kondisi kritis, memikirkan tindakan bila korban meninggal
  1. Upaya dan Penguasaan Teknik Dasar
Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari pre hospital stage, hospital stage, dan rehabilitation stage. Hal ini karena kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung pada apa yang telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali kejadian penderita mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak dihentikan selama periode Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal. Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat diselamatkan dari kerusakan otak yang ireversibel. Syok karena kehilangan darah dapat dicegah jika sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari jika upaya evakuasi & tranportasi cedera spinal dilakukan dengan benar.
Oleh karena itu orang yang menjadi first responder harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu :
· Menguasai cara meminta bantuan pertolongan
· Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)
· Menguasai teknik menghentikan perdarahan
· Menguasai teknik memasang balut-bidai
· Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi
II. Pemeriksaan Lengkap
Pemeriksaan ini betujuan untuk mengetahui cidera yang diderita korban dan dapat ditangani dengan semestinya agar tidak bertambah parah.
Contohnya, patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang terbuka, apabila korban bergerak. Pemeriksaan meliputi seluruh badan dari kepala sampai jari kaki. Ada sepuluh tahapan yang dimulai dari pemeriksaan bagian kepala.
  1. Periksa kulit kepala, mulai bagian dekat leher sampai kebagian atas kepala. Tujuannya untuk memeriksa adanya luka memar atau gores
  2. Periksa tengkorak apakah ada bagian yang terdesak kedalam
  3. Periksa telinga dan hidung apakah ada luka
  4. Periksa tulang leher apakah patah atau ada goresan
  5. Periksa bagian data, apakah patah atau luka. Perhatikan dan periksa
  6. Periksa perut apakah kejang lunak atau berubah warna
  7. Periksa bagian panggul apakah patah
  8. Periksa seluruh anggota badan apakah ada yang patah
  9. Periksa apakah ada kelumpuhan
  10. Periksa bagian pantat, apakah ada yang patah atau luka, berhati-hatilah bila menduga ada kerusakan pada tulang belakang
III. Macam-macam Gangguan dan Penanganannya
Pada kegiatan alam bebas yang sering kita lakukan, biasanya beberapa gangguan sering terjadi dengan sebab dan gejala yang berbeda sehingga diperlukan pertolongan yang berbeda pula.
  1. Gangguan Umum
1. Gangguan Kesadaran
    1. Shock
Merupakan keadaan darurat karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh kurang. Sebab-sebab :
þ Pendarahan
þ Luka bakar yang luas
þ Muntah berak
þ Tak tahan terhadap obat tertentu
Pertolongan:
Ø Bila penderita mengeluarkan darah, harus dihentikan terlebih dahulu
Ø Letakkan penderita ditempat aman, udara segar
Ø Tidurkanlah
Ø Longgarkan pakainnya dan selimuti
Ø Perhatikan tanda-tanda umum (pernafasan, nadi)
Ø Rawat luka-lukanya
Ø Beri bau-bauan segar
Ø Bawa ke rumah sakit
    1. Pingsan
Adalah gangguan kerja otak sedemikian rupa sehingga penderita tak sadar diri. Tanda-tanda :
þ Muka pucat
þ Diam tak bergerak
þ Badan lemas
Sebab-sebab :
Ø Tenggelam
Ø Pendarahan otak
Ø Keracunan
Ø Kena listrik
Ø Dll.
Pertolongan yang diberikan sama dengan yang diberikan pada penderita shock
2. Gangguan Otot
    1. Keseleo
Tanda-tanda :
þ Terasa sakit bila berjalan
þ Bengkak/dipegang sakit
Pertolongan :
Ø Kompres dengan es
Ø Bebat luka kuat-kuat dari bagian luka yang sakit sampai keatas, jika keseleo berat, sambil menunggu pertolongan, tinggikan posisi kaki.
    1. Cramps/kram
Tanda-tanda :
þ Otot kaku
þ Nyeri yang sangat amat
Pertolongan :
Ø Pijat bagian yang sakit perlahan-lahan
Ø Telapak kaki ditekan keatas
Ø Diberi balsem
  1. Pendarahan dan Luka
Adalah : keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak
Pendarahan dibedakan :
1. Pendarahan kedalam darah tubuh
Disebabkan rusaknya pembuluh darah yang letaknya didalam tubuh.
Tanda-tanda : Tidak nampak nyata dari luar
Gejala-gejala :
þ Pucat, denyut nadi lemah dan keluar keringat dingin
þ Darah keluar berbuih adri mulut hingga hidung
Pengobatan :
Ø Rebahkan dan tenangkan
Ø Bawa kerumah sakit
2. Pendarahan Keluar Tubuh
a. Pendarahan pembuluh nadi atau arteri, ciri-ciri
þ Darah memancar
þ Warna merah
b. Pendarahan keluar tubuh, ciri-ciri :
þ Darah mengalir
þ warna merah kehitam-hitaman
c. Pendarahan pembuluh kapiler,
ciri-ciri : darah keluar sedikit-sedikit, tidak berbahaya
Pertolongan
- Tekan bagian yang berdarah selama 5- 15 menit, beri pembalut tekan pada tempat pendarahan. Bila belum berhasil dapat ditambah pembalut lain tanpa membuka pembalut pertama
- Usahakan agar tempat pendarahan berada diatas jantung
- Bila pendarahan agak berat adan tidak dapat dihentikan dengan cara : diatas dapat dipergunakan torniket. Tempat terbaik torniket/ ikatan : pada kaki,5 jari dibawah lipat paha dan pada tangan, 5 jari dibawah ketiak.
- Bawa kerumah sakit terdekat
  1. Gangguan Lain
1. Luka (Vulnus)
Luka merupakan suatu keadaan terputusnya konuitas jaringan secara tiba-tiba karena suatu kekerasan atau trauma.
PEMBIDAIAN
Tujuan Pembidaian :
Ø Mencegah perger pergerakan/ pergeseran dari ujung tulang yang patah
Ø Memberikan istirahat bagi anggota badan yang cidera
Ø Mengurangi rasa sakit
Ø Mempercepat penyembuhan
Prinsip pembidaian :
Ø Melakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mendapat cidera
Ø Lakukan juga pembidaian pada persangkan patah tulang, jadi tak perlu dipastikan dulu
Ø Persendian diatas atau dibawah tempat atah tulang harus dibidai agar tidak bergerak
Persyaratan Pembidaian
Ø Bidai harus meliputi dua atau lebih persendian dari tulang yang patah sebelum dipasang. Diukur lebih dulu pada anggota badan yang Sehat
Ø Ikatan tidak oleh terlalu longgar ataun pun terlalu kencang
þ bidai harus terbuat dari bahan yang keras,kaku dan lurus
þ bidai harus diberi alas
þ ikatannya cukup jumlahnya, dimulai dari atas dan bawah perut


2. HIPOTERMIA (SUHU RENDAH)
Biasanya terjadi pada keadaan basah dan berangin, ditandai dengan rasa dingin dan lemah. Diindonesia hal ini terjadi terutama di musiom penghujan. Karena pada kondisi basah dan berangin tubuh kehilangan hampir 90% kemampuan insulin (kemampuan untuk menahan panas tubuh)
Gejala-gejala yang timbul :
Suhu (o)
Tanda-tanda
37
Suhu Normal
36- 35
ü Mengigil sampai bulu roma berdiri tapi masih terkendali
ü Gerak langkah mulai lamban
ü Koordinasi tubuh mulai terganggu
35
ü Mengiggil tidak terkendali
35-33
ü Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur
ü Langkah kaki mulai tersandung
32-29
ü Mengigil berhenti
ü Kebingungan meningkat, merancau, ingatan hilang, gerak tersentak-sentak
29-28
ü Otot menjadi kaku, biji mata membesar
ü Denyut nadi melemah
ü Tarikan naafas melemah
ü Tingkah laku kacau dan menuju tidak sadar
27
ü Pingsan, biji mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya
ü Kehilangan gerakan spontan,tampak mati
26-…
ü Koma
ü Suhu tubuh turun cepat sekali
20
ü Denyut jantung berhenti
ü Semoga Cepat Sampai Disurga (Amin)
Hehehe. . .

Pertolongan
Ø Jangan penderita tertidur, karena itu dapat membuatnya kehilangan sadaran sehingga tidak apu menghangatkan tubuhnya sendiri
Ø Biarkan tubuhnya menggigil karena menggigil adalah usaha tubuh untuk mempertahannkan suhu tubuh
Ø Berikan minuman hangat dan manis kepada penderita
Ø Gantilah pakaian yang basah dengan kering
Ø Usahakan mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan mendirikan tenda
Ø Jangan baringkan penderita ditanah, usahakan agar kantong tidur itu dihangatkan dulu.dengan cara orang sehat masuk terlebih dulu untuk menghangatkan kantong tidur
Ø Masukkan botol penuh air hangat (bukan panas) kedalam kantong tidur untuk membantu memanaskan kantong tidur
Ø Kalau memungkinkan orang yang sehat dapat masuk kekantong tidur untuk tidur bersama penderita
Ø Kalau bisa buatkan api dikedua sisi penderita
Ø Segera setelah penderita sadar berikan makanan yang manis-manis.
IV. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support)
Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam waktu singkat, tetapi semuanya berakhir pada satu akhir yakni kegagalan oksigenasi sel, terutama otak dan jantung.
Usaha yang dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai “Bantuan Hidup” (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hiudp Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat dihindari seperti nampak dari tabel dibawah ini :


Keterlambatan kemungkinan berhasil
1 menit 98 dari 100
4 menit 50 dari 100
10 menit 1 dari 100
Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku mayat atau lebam mayat, sudah sia-sia untuk melakukan BHD.
Yang harus dilakukan pada BHD adalah :
  1. Airway (jalan nafas)
  2. Breathing (pernafasan)
  3. Circulation (jantung dan pembuluh darah)
  1. AIRWAY
Menilai jalan nafas dan pernafasan :
- Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing baik
- Bila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulit
- Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara : Lihat-Dengar-Raba
Obstruksi jalan nafas
Merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada Airway yang baik.
1. Obstruksi total
Pada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih saar atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal larink, bila obstruksi total timbul perlahan (insidious) maka akan berawal dari obstruksi parsial menjadi total.
- Bila penderita masih sadar
Penderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah. Kebiruan (sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan perasat Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau kehamilan tua dan bayi.
2. Obstruksi parsial
Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi)
- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur.
- Lidah yang jatuh kebelakang-mengorok
- Penyempitan di larink atau trakhea-stridor
Pengelolaan Jalan nafas
a. Penghisapan (suction) – bila ada cairan
b. Menjaga jalan nafas secara manual
Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai :
Ø Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher.
Ø Angkat rahang (jaw thrust)
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik penderita.
a. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah :
Dewasa : 12-20 kali/menit (20)
Anak-anak : 15-30 kali/menit (30)
Pada orang dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau <10>
b. Sesak Nafas (dyspnoe)
Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat terlihat atau mungkin juga tidak. Bila terlihat maka akan ditemukan :
o Penderita mengeluh sesak
o Bernafas cepat (tachypnoe)
o Pemakaian otot pernafasan tambahan
o Penderita terlihat ada kebiruan
2. Pernafasan Buatan (artificial ventilation)
Bila diperlukan, pernafasan buatan dapat diberikan dengan cara :
    1. Mouth to mouth ventilation ( mulut ke mulut )
Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18% (konsentrasi udara paru saat ekspirasi).
Frekuensi Ventilasi Buatan
Dewasa 10-20 x/menit
Anak 20 x/menit
Bayi 20 x/menit
    1. Mouth to mask ventilation
    2. Bantuan Pernafasan memakai kantung (Bag-Valve-Mask, “Bagging”)
  1. CIRCULATION
1. Umum
    1. Frekuensi denyut jantung Frenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah 60-80/menit.
    2. Penentuan denyut nadipada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping dari jakun.
2. Henti jantung
Gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti nafas. Pada perabaan nadi tidak ditemukan.
3. Karotis yang berdenyut
Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP,CPR). RJP hanya menghasilkan 25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan.
  1. MENGHENTIKAN PERDARAHAN
Cara :
    1. Menekan dengan jari tangan
    2. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka
    3. Balut tekan
    4. Menekan dengan jari tangan
Pembuluh darah yang terdekat dengan permukaan kulit ditekan dengan jari. Dengan menekan pembuluh darah anatara jari dan tulang, maka pembuluh darah akan berhenti. Pada satu sisi manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat ditekan dengan jari : Arteri temporalis Superficialis, Arteri Subclavia, Arteri Femoralis, Arteri Femoralis, Arteri Fasialis, Arteri Carotis Kommunis, Arteri Brachialis
    1. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka
i. Sapu tangan yang sudah disterilkan dan belum dipakai lipatan bagian dalam dianggap bersih
ii. Letakkan bagian yang bersih tersebut langsung diatas luka dan tekanlah
iii. Perdarahan dapat berhenti dan pencemaran oleh kuman-kuman dapat dihindarkan
    1. Balut tekan
    2. Torniket
      Pemasangan toniket hanya pada keadaan tertentu, yaitu apabila anggota badan atas (lengan) atau anggota badan bawah (kaki) terputus :
- Tutup ujung tungkai yang putus dengan kain yang bersih
- Bagian yang putus dimasukkan kekantong plastik yang berisi es salanjutnya dibawa bersama-sama korban ke rumah sakit.